(dok/antara)
Musik dijadikan alat pemersatu segala perbedaan yang ada di Tanah Air ini.
Pergelaran Multimedia Tembang Harmoni
berlangsung meriah di Hall D2, Convention, Jakarta International
Expo, Kemayoran, Jakarta, Selasa (11/9).
Konser yang berlangsung
selama dua hari ini yakni pada 11-12 September mampu menghipnosis
para penonton melalui para artis pendukung. Gelaran ini diklaim bisa
mempersatukan bangsa dan memberikan inspirasi bagi masyarakat.
Addie MS yang ditunjuk sebagai penata
musik dalam konser itu, mengatakan, gelaran ini bisa menjadi
inspirasi bagi golongan dan agama tertentu untuk memberikan sinergi
yang positif lewat musik.
"Segala perbedaan itu sebenarnya bisa
dipertemukan, bukan ditiadakan dan menjadi sinergi Indonesia,"
kata Addie. Addie juga prihatin dengan industri musik saat ini karena
maraknya pembajakan album fisik serta nada sambung (RBT) yang
penjualannya kian menurun.
Tema lagu pop di industri rekaman
Indonesia juga didominasi tentang cinta. Jadi, Addie melanjutkan,
pergelaran ini bisa menjadi alternatif bahwa musik pop itu tidak
melulu soal cinta, tetapi juga mengenai alam, umat manusia, dan
sosial. "Masalah humanistik humaniora di mana kita bisa
berdampingan bersama alam," ujar Addie.
Lebih jauh Addie mengatakan,
pergelaran ini juga menjadi tantangan tersendiri baginya. Ini karena
ia tidak terlibat dalam album-album SBY. Ia juga harus menyatukan
lintas generasi dan genre.
Bahkan, bagaimana ia dapat menyatukan
perbedaan itu menjadi satu kesatuan harmoni yang indah. "Tantangannya
menyatukan dari segi ego dan karakter seseorang. Mengajak
masing-masing pihak untuk berkompromi," tuturnya.
Afgan yang saat itu membawakan
"Kembali" karya SBY juga selalu grogi. Apalagi, jika lagu
dibawakan di depan SBY. Pasalnya, lagu itu merupakan ciptaan SBY.
Meski begitu, tidak ada beban membawakan lagu tersebut.
"Saya
setiap kali bawain lagu ini pasti grogi di depan Pak SBY. Ditambah
beliau kan presiden kita. Tapi beliau sangat senang jika saya bawain
lagu ini," ucap Afgan.
Para artis populer seperti Ebiet G
Ade, Harvey Malaihollo, Rafika Duri, Rio Febrian, Afgan, Sandhy
Sondoro, dan Dira Sugandi tampil optimal. Tidak hanya itu, penata
musik serta komposer selain Addie, yakni Dwiki Dharmawan, Yockie
Suryo Prayogo, Purwacaraka dan Andi Rianto juga memberikan kemewahan
tersendiri dalam setiap lagu yang dibawakan.
Malam itu, para penonton
disuguhi lagu-lagu lawas seperti "Nusantara 1" yang
dipopulerkan Koes Plus, "Badai Pasti Berlalu" yang
dipopulerkan Berlian Hutauruk, serta "Tanah Air" karya Ibu
Sud. Meski begitu, hampir sebagian besar lagu yang dibawakan dalam
konser tersebut karya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Lagu-lagu yang diikutsertakan
merupakan hasil karya SBY pada album Rinduku Padamu (2007), Evolusi
(2009), Ku Yakin Sampai di Sana (2010) dan Harmoni Alam Cinta dan
Kedamaian (2011).
Pada pembukaan konser itu, Sandhy Sondoro bersama
Dira Sugandi membawakan "Save Our Planet". Lagu ciptaan SBY
itu dibuat atas keresahannya akan kerusakan lingkungan. Lewat lagu
itu, ia berharap masyarakat menjaga lingkungan.
Menteri Perdagangan Gita Wirjawan
menunjukkan kebolehannya dalam memainkan piano pada lagu "Bersatu
dan Maju".
Lagu yang dibuat SBY untuk Sea Games 2011 itu juga
mengikutsertakan Joy Tobing sebagai penyanyi, Dwiki Dharmawan sebagai
orkestrasi, serta Addie MS sebagai konduktor. Dari intro dan outro
lagu itu seakan mengingatkan dengan salah satu lagu karya David
Foster.
Tarian
Selain disuguhi tata musik nan megah,
penonton juga disuguhi sebuah tarian karya Sentot S. Di setiap lagu
yang dibawakan tidak terlepas dari tangan Sentot untuk menyuguhkan
tarian-tarian tradisional yang dibalut tari modern.
Selain itu,
penata busana Samuel Wattimena menambah warna etnik dalam konser itu.
Ya, semua busana Nusantara turut dihadirkan dalam konser itu,
ditambah panggung yang dipenuhi rumah-rumah khas daerah Sumatera
Barat, Papua, serta daerah lainnya.
Berbagai jenis musik juga ditawarkan
dalam pergelaran akbar ini, seperti pop, rock, jaz serta world music.
Nuansa jaz begitu terasa ketika Ireng Maulana dan Kiboud Maulana
berkolaborasi dengan Yockie Suryo Prayogo dalam lagu "Untukmu
Anak Manis". Lagu itu dibawakan secara instrumentalia.
Tidak
ketinggalan Dwiki Dharmawan yang membawa jenis musik world music pada
lagu "Berkelana di Ujung Dunia". Irama lagu khas Batak
begitu terasa dalam lagu tersebut. Permainan bas Barry Likumahuwa
juga bersatu padu dengan penyanyi Dira Sugandi dan Andy /Riff.
Sempat ada kesalahan teknis ketika
Brothers & Co tampil bersama Eka Deli membawakan "Bendera".
Salah satu mikrofon dari vokalis Brother & Co sempat tidak
terdengar jelas. Selain itu, di dalam buku program konser tersebut
tercatat nama Andy /Riff yang membawakan lagu itu bukan Brothers &
Co dan Eka Deli.
Meski begitu, konser ini patut diacungi jempol. Dari
segi tata suara, lampu, panggung, dan artis yang tampil membuktikan
bahwa konser ini tidak kalah dengan pertunjukan musik asing, dan
sudah seharusnya konser karya anak bangsa menjadi tuan rumah di
negeri ini.
Sumber :http://www.shnews.co/detile-7775-menyatukan-perbedaan-melalui-musik-.html